English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Pembelajaran IPA yang Interaktif Dialogis


Pembelajaran yang lebih dikenal saat ini adalah pembelajaran interaktif dengan berbagai macam model, antara lain..

Jigsaw dan STAD. Walaupun CBSA sudah tidak terdengar disebut orang lagi, tetapi "guru sedikit bicara, Siswa banyak action" masih tampak melekat pada pembelajaran interaktif yang dilaksanakan guru yang sedang mengikuti diklat atau pembinaan.


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 Tahun 2008 tentang Guru pada Bab II Pasal 3 menyebutkan bahwa kompetensi pedagogik itu di antaranya adalah melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Dari segi dialog, guru yang mengajar dengan ceramah dan guru yang membelajarkan Siswa dengan pembelajaran interaktif, sama-sama suka berdialog. Akan tetapi,dalam pengamatan penulis dialognya sedikit dan baru dipermukaan saja.

Jika kita memperhatikan pembelajaran IPA di Jepang,guru-guru di Jepang yang diamati penulis lebih banyak bicara (berdialog dengan siswa-siswanya), daripada melepaskan siswanya untuk belajar berkelompok. Memang, guru di Jepang pada saat melaksanakan pembelajaran,juga banyak bicara. Akan tetapi,jika diperhatikan, pembicaraannya berbeda. Guru di Jepang banyak bicara untuk bertanya, sedangkan guru di Indonesia banyak bicara untuk menjelaskan.Di Jepang pun siswa dilepas untuk belajar secara berkelompok, tetapi diawali dengan dialog yang panjang dan mendalam.


Dialog antara guru dan siswa merupakan bagian penting dalam pembelajaran karena siswa masih memerlukan bimbingan dalam menentukan apa yang harus dipikirkan dan bagaimana memikirkannya.Dengan pertanyaan-pertanyaan dialogis guru dapat membimbing siswa untuk menyisir semua bagian fenomena yang saling berkaitan, bukan hanya pada bagian-bagian tertentu saja seperti terdapat pada LKS. Di samping itu, kemampuan siswa untuk menentukan fenomena apa yang harus dipikirkan dan bagaimana memikirkannya ditingkatkan.


Jika kita mengamati pembelajaran yang dilaksanakan di Jepang, kita akan mendapatkan pemikiran-pemikiran siswa yang padat dan mendalam. Pemikiran-pemikiran yang padat dan mendalam dari siswa-siswa itu terjadi karena guru terus-menerus mengajukan prtanyaan-pertanyaan yang mendalam. jadi, wajar jika dalam PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2003, siswa-siswa Jepang menduduki peringkat ke-2, sedangkan siswa-siswa Indonesia hanya menduduki peringkat ke-38 dari 41 negara peserta.


Dalam peningkatan mutu pendidikan, peningkatan hasil belajar siswa tidak dapat instan seperti pada penelitian, tetapi juga tidak akan lebih dari tiga bulan. Oleh karena itu, jika kita akan meningkatan hasil belajar siswa dengan PID (pembelajaran interaktif dialogis), pembelajaran akan memasuki masa transisi (peralihan dari ceramah ke dialog). Masa transisi merupakan masa peningkatkan prerequis yang dibutuhkan siswa untuk belajaran dengan PID karena itu akhir masa transisi ditandai dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Dari pengalaman rekan-rekan guru fisika, kimia, dan biologi SMA yang melaksanakan PID sejak Januari 2009, masa transisi itu rata-rata dua bulan.


Sesuatu yang baru yang ditemukan penulis adalah setelah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa (melewati masa transisi), rekan-rekan guru SMA itu tidak mau kembali ke pengajaran ceramah. Alasannya, jika kembali ke pengajaran ceramah, dikhawatirkan hasil belajar siswa menurun. Ini merupakan suatu peristiwa yang selama ini tidak pernah terjadi dalam dunia pendidikan IPA di negeri ini. Biasanya selama diklat atau pembinaan guru-guru melaksanakan pembelajaran interaktif, setelah diklat atau pembinaan itu selesai kembali ke pengajaran ceramah. Terima kasih kepada guru-guru SD Tsukuba Tokyo dan SMP Shijimizuka Hamamatsu Jepang.***
Penulis, widyaiswara PPPPTK IPA. -Pikiran Rakyat-
Read More..

Model Konsekutif untuk Pendidikan Calon Guru

Umar Ibsal Mahasiswa Fakultas Teknik UNM(Trbun-Timur)

Perubahan kebijakan dalam perekrutan calon guru akan berimplikasi pada formulasi kurikulum di perguruan tinggi. Oleh karena itu perlu segera diformulasikan sistem pendidikan profesi guru baik di LPTK maupun non LPTK sehingga nantinya tidak ada lagi dikotomi antara LPTK dan non LPTK, melainkan terbentuk dalam Lembaga Pendidikan Profesi Guru (LPPG) dengan menerapkan pola pendidikan konsekutif

Sejak 10 Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) dikonversi menjadi universitas pada tahun 1999, konfigurasi sistem pendidikan tenaga kependidikan menjadi berubah. Konversi IKIP yang kemudian dijadikan universitas menunjukkan bahwa Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) tidak memiliki arah yang jelas dalam mendidik calon guru.
Ahmad Rizali (2008) mengatakan bahwa konversi IKIP menjadi LPTK mengindikasikan bahwa program pendidikan guru tidak menjadi program unggulan LPTK eks IKIP. Apalagi dengan adanya Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang segera akan dilaksanakan pada bulan September tahun 2009.
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) secara tegas diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru (PP No 74/2008) yang disahkan pada 1 Desember 2008. Pasal 3 ayat (2) menyatakan bahwa kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Selanjutnya pada Pasal 4 ayat (2) menyebutkan bahwa untuk mengikuti pendidikan profesi guru, calon guru minimal berkualifikasi S1/D IV, baik yang berasal dari perguruan tinggi kependidikan maupun nonkependidikan.
Ini berarti bahwa alumni LPTK dengan gelar sarjana pendidikan kembali harus mengikuti PPG jika ingin berprofesi sebagai guru dan mendapatkan lisensi guru profesional.

Tumpang Tindih
Kurikulum yang diterapkan dalam PPG tergantung dari kualifikasi mahasiswa, apakah mereka alumni LPTK atau alumni Non LPTK. Hal tersebut diatur pada pasal 7 ayat (2) PP No 74/2008 yang menyatakan bahwa bobot muatan belajar PPG disesuaikan dengan latar belakang pendidikan sebagai berikut: (a). untuk lulusan program S-1 atau D-IV kependidikan dititikberatkan pada penguatan kompetensi profesional; dan (b). untuk lulusan program S-1 atau D-IV nonkependidikan dititikberatkan pada pengembangan kompetensi pedagogik.
Dalam draf Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan, program PPG untuk lulusan S-1 kependidikan akan diberikan pemantapan bidang studi dan program pengalaman lapangan (PPL) kependidikan. Sedangkan lulusan S-1 Non Kependidikan lebih diorientasikan kepada pembentukan kompetensi kepribadian pendidik, pengemasan bidang studi untuk pembelajaran serta mengikuti program PPL kependidikan.
Ini berarti bahwa alumni LPTK kembali harus mempelajari kompetensi profesional yang pernah "dicicipinya" di perguruan tinggi asalnya. Hal ini terjadi karena jumlah satuan kredit semester tentang kompetensi profesional mengenai bidang keilmuannya masih kurang dibandingkan dengan alumni perguruan tinggi non LPTK.
Dalam draf PPG yang dirumuskan oleh Direktorat Ketenagaan DITJEN DIKTI, program PPL kembali akan diharuskan dalam PPG, padahal sudah diprogramkan ketika menempuh pendidikan di LPTK. Ketentuan tersebut menyiratkan bahwa alumni LPTK masih kurang profesional dalam bidang keilmuannya dibandingkan dengan alumni Non LPTK.
Aturan PPG akan berdampak pada citra alumni LPTK sebagai alumni yang belum siap pakai sehingga akan menimbulkan kesan pada masyarakat akan kualitas keilmuan alumni LPTK. Dengan demikian, gelar sarjana pendidikan yang merupakan produk dari LPTK akan kurang diminati lagi oleh masyarakat sebagai "bekal" untuk bertarung mendapatkan pekerjaan, khususnya sebagai guru.
Model pendidikan terintegrasi (concurrent model) dengan menggabungkan kompetensi pedagogik (keguruan) dengan kompetensi profesional sudah tidak konteks lagi untuk menyiapkan calon guru. Pola pendidikan terintegrasi yang dilaksanakan di LPTK harus segera dievaluasi jika LPTK tidak ingin kehilangan pamor di mata masyarakat.
Slamet Widodo (2006) mengatakan bahwa pemberlakuan UUGD No.14/2005 membawa konsekuensi perlu dihapuskannya program studi kependidikan karena untuk mencapai profesi guru, seseorang harus mengikuti program pendidikan profesi.
Perubahan kebijakan dalam perekrutan calon guru akan berimplikasi pada formulasi kurikulum di perguruan tinggi. Oleh karena itu perlu segera diformulasikan sistem pendidikan profesi guru baik di LPTK maupun non LPTK sehingga nantinya tidak ada lagi dikotomi antara LPTK dan non LPTK, melainkan terbentuk dalam Lembaga Pendidikan Profesi Guru (LPPG) dengan menerapkan pola pendidikan konsekutif (consecutive model).
Penyiapan tenaga kependidikan di LPTK selama ini umumnya menggunakan model pendidikan simultan (concurrent model) yaitu materi bidang studi diberikan bersama-sama dengan materi kependidikan, kecuali untuk program akta bagi calon guru di luar LPTK menggunakan model pendidikan berurutan (consecutive model), kependidikan ditempuh setelah menguasai bidang studi (Trianto & Tutik, 2007: 43).
Lembaga Khusus
Salah satu model pendidikan konsekutif di Indonesia tampak pada pendidikan profesi dokter. Pendidikan kedokteran dasar terdiri dari dua tahap, yaitu tahap sarjana kedokteran (S Ked) dan tahap profesi dokter (dr) (Biran Affandi, 2006).
Jika merujuk pada mekanisme sertifikasi di bidang kedokteran di Indonesia, pendidikan profesi dokter ditempuh setelah yang bersangkutan memiliki kualifikasi sarjana kedokteran. Pada program pendidikan untuk profesi-profesi lain dalam satu perguruan tinggi sendiri dapat melakukan sekaligus pendidikan kesarjanaan dan pendidikan profesi tetapi sifatnya lebih independen.
Artinya pencetakan sarjana dan pendidikan profesi sebagai proses yang berdiri sendiri. Dirjen Dikti Fasli Jalal (2008) mengatakan bahwa perguruan tinggi non LPTK akan diberikan kesempatan untuk menyelenggarakan sertifikasi guru dan dosen berupa pendidikan profesi guru/dosen.
Pemberian sertifikat pendidik seyogyanya diselenggarakan oleh lembaga yang khusus membidangi sertifikasi pendidik di bawah naungan Perguruan Tinggi (PT) yang bersangkutan sehingga penyiapan calon guru dapat dikoordinasikan antara pihak PT sebagai penghasil kualifikasi sarjana dengan lembaga sertifikasi yang memberikan sertifikat pendidik/guru. PT LPTK maupun non LPTK akan membentuk LPPG sebagai lembaga khusus yang berwenang memberikan sertifikat pendidik.
Lembaga independen yang menyelenggarakan sertifikasi guru memerlukan mekanisme akreditasi seperti digunakan di Amerika Serikat. Mekanisme akreditasi untuk bidang keguruan diselenggarakan oleh NCATE (National Council for the Accreditation of Teacher Education ) atau AACTE (American Association of Colleges of Teacher Education).
Badan ini berwenang menilai dan menentukan ijazah yang dimiliki calon pendidik, layak atau tidak layak untuk diberi lisensi pendidik. (www.unc.edu, 8/4/2008 ). Dalam nomenklatur Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) dikenal sebagai Organisasi Pelaksana Akreditasi Program Studi (OPAPS), yang khusus diperuntukkan bagi berbagai bidang profesi.
Penyelenggaraan program pendidikan guru di PT non LPTK dengan keikutsertaannya membentuk LPPG sangat dimungkinkan untuk dilaksanakan. Hal tersebut diatur pada UU Sisdiknas No 20/2003 pasal 21 ayat (1) yang menyatakan bahwa perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan pendirian dan dinyatakan berhak menyelenggarakan program pendidikan tertentu dapat memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi sesuai dengan program pendidikan yang diselenggarakannya.
Selanjutnya pada pasal 61 ayat (3) menyatakan bahwa sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.
Pemberian kewenangan kepada PT non LPTK seharusnya menjadi "lampu kuning" bagi LPTK untuk menginstropeksi pola penyiapan calon guru profesional di institusinya. LPTK tidak boleh larut dalam euforia "kemenangan" pasca disahkannya UUGD No 14/2005 dengan diberikannya kepercayaan kepada LPTK dalam proyek Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Evaluasi kurikulum dan model pendidikan harus segera direvitalisasi oleh LPTK jika tidak ingin terjerembab dalam kebingungan akademik.***
Read More..

Japanes Film Action

Read More..

Physics Technology

Read More..

Islam Semakin Marak di Australia


CANBERRA--Ternyata Islam telah tiba di Australia sejak abad ke-16 dan 17 M, sebelum permukiman Eropa hadir. Pengunjung pertama yang singgah di benua itu adalah Muslim yang berasal dari Indonesia timur.

Bilal Cleland dalam bukunya berjudul The Muslim in Australia A Brief History mengungkapkan, nelayan dan pedagang Muslim asal Makassar sudah melego jangkar di pesisir utara Australia Barat dan Australia Utara sekitar 1650 M. Ketika itu, orang Makassar telah menjalin hubungan dagang dengan penduduk asli.

Adanya kesamaan beberapa kata dalam bahasa Makassar dengan bahasa penduduk asli di pesisir Australia merupakan bukti hubungan kedua budaya. Pemerintah Australia pun telah mengakui dan mencatat kehadiran Muslim asal Indonesia Timur sebagai pengunjung awal negeri itu dalam sejarah mereka.

Migran Muslim dari pesisir Afrika dan wilayah pulau di bawah Kerajaan Inggris, juga mulai berdatangan ke Australia sebagai pelaut dan narapidana. Mereka datang ke negeri itu pada akhir dasawarsa 1700-an. Berdasarkan catatan sejarah resmi Australia, populasi Muslim semipermanen pertama datang ke Australia dalam jumlah yang signifikan pada dasawarsa 1800-an.

Mereka adalah penunggang unta yang datang dari anak benua India. Kehadiran Muslim penunggang unta asal Afghanistan itu dinilai telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi penjelajahan awal pedalaman Australia dan pembentukan jaringan perhubungan. Jumlah umat Islam di Australia modern terus bertambah pesat setelah meletusnya Perang Dunia II.

Berdasarkan catatan resmi Pemerintah Australia, pada 1947-1971, populasi Muslim melonjak dari 2.704 jiwa menjadi 22.331. Akibat ledakan ekonomi pascaperang, banyak umat Muslim Eropa, terutama dari Turki, mencari kehidupan dan rumah baru di Australia.

Menurut Chamandeep Chehl, direktur National Action Plan (NAP) Multicultural Affairs Branch pada Departemen Imigrasi dan Kewarganegaraan Australia, jumlah umat Muslim di negara itu berdasarkan sensus 2006 mencapai 340 ribu jiwa dari sekitar 21 juta total jumlah penduduk negeri itu.

Muslim di Australia terbilang unik. Umat Muslim di negeri itu terbilang sangat majemuk karena berasal dari 120 negara. ''Alhamdulillah, jumlah umat Islam di Australia terus bertambang dari tahun ke tahun,'' ujar Ahmed Youssef, tokoh Muslim di Canberra Islamic Centre, saat bertemu dengan tiga tokoh Muslim muda asal Indonesia, yakni; Cucu Surahman, dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Muhammad Subhan Setowara, dosen Universitas Muhammadiyah Kupang, NTT; dan Mohammad Hasan Basri, peneliti pada Centre for Religious and Cross Culture Studies (CRCS) Yogyakarta.

Menurut Youssef, yang telah menetap di Australia selama 40 tahun, umat Muslim sangat menikmati kebebasan beragama di Australia. ''Dibanding di negara kelahiran saya, Australia sangat menghormati kebebasan beragama. Di sini, Anda dapat menulis dan berpikir dengan bebas,'' tutur imigran asal Mesir itu menuturkan.

Kini, tak kurang dari 140 masjid dan mushala bertebaran di kota-kota Australia. ''Warga Australia yang tertarik untuk masuk Islam pun terus meningkat,'' papar Imam Besar Masjid Emir Sultan di Dandenong, Victoria, Mehmed Salih Dogan. Ia pun mengakui betapa Australia menghormati kebebasan beragama.

''Kita bisa shalat di mana saja. Orang Australia menghormatinya,'' tutur Faqihuddin Abdul Kodir, seorang dosen asal Indonesia yang tengah menimba ilmu di Australian National University (ANU) Canberra. Kini, sekolah-sekolah Islam sudah mulai tersebar di seantero Australia. Rumah makan halal pun menjamur dan begitu diminati setiap orang di negeri itu.

Bahkan, bank syariah pun sudah mulai diperkenalkan di negeri itu. Muslim Australia diakui telah memberi sumbangsih penting dalam bidang usaha sosial, ekonomi, kebudayaan, keagamaan, dan pendidikan.

Begitu majemuknya umat Muslim di Australia, ternyata masih menyisakan masalah. ''Sebagian umat Islam terpecah berdasarkan etnis. Padahal, yang harus mereka utamakan adalah keislamannya, baru setelah itu dari mana mereka berasal. Inilah tantangan kita,'' tutur Youssef. heri
Read More..

10 Cara Menuju Awet Muda!

VIVAnews - Rutin mondar-mandir ruang praktek dokter bedah plastik, bukan solusi tepat agar Anda selalu terlihat awet muda.Ada cara yang alami supaya Anda senantiasa awet muda, sekaligus mendapatkan tubuh yang fit dan bugar. Simak saja!

Jangan malas minum
Minumlah dua liter atau 8-10 gelas air per hari. Sebab, sekitar 65% tubuh kita terdiri dari air, yang berfungsi untuk proses sirkulasi dalam tubuh dan berguna dalam proses pembuangan seperti urin dan keringat. Karena itu, bila air kurang akan mengakibatkan sel-sel tubuh tidak menjalankan fungsinya secara optimal.

Makan ikan dua kali seminggu
Ikan laut kaya akan lemak omega-3 bisa menurunkan kadar trigliserida yang mencegah terjadinya penyempitan darah, sehingga mengurangi risiko terserang stroke dan terkena penyakit jantung koroner. Cobalah mengonsumsi ikan secara teratur, setidaknya dua kali seminggu.

Kurangi konsumsi daging merah
Dalam daging merah mengandung senyawa jahat (HCA) dan radikal-radikal bebas yang berpotensi merusak sel tubuh. Namun, bukan berarti kita harus berpantang daging sepenuhnya. Bagi penggemar daging merah, sebaiknya mulai mengurangi frekuensi pengonsumsiannya. Seimbangkan dengan mengonsumsi buah dan sayuran.

Konsumsi susu kedelai
Susu kedelai mengandung lesitin yang berfungsi mendorong regenerasi sel agar badan menjadi bugar. Lesitin berkhasiat memicu organ hati bekerja lebih optimal, sehingga bisa bertugas memecah lemak dan menetralkan racun dengan baik.

Santap brokoli
Selain dapat mencegah kanker, dan mempercepat proses penyembuhan, brokoli berkhasiat mencegah penuaan dini. Brokoli sangat dianjurkan untuk dikonsumsi karena memiliki zat gizi yang lengkap (lemak, karbohidrat, serat, serta senyawa sulfofaran) untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan ‘memerangi’ bakteri.

Jangan lupakan wortel
Wortel segar mengandung protein, karbohidrat, lemak, serat, vitamin A, dan betakaroten yang merupakan antioksidan yang bermanfaat menjaga kesehatan dan menghambat penuaan. Mengonsumsi wortel yang dikukus akan memperbesar penyerapan beta karoten.

Santap tomat 3 buah sehari
Tomat mengandung likopen yang sangat kuat sebagai antioksidan untuk menghambat proses penuaan. Makanlah tomat yang telah direbus sebentar (1-2 menit) 3 buah sehari supaya likopen yang terkadung di dalamnya lebih mudah terserap tubuh.

Hidangkan jamur pada masakan
Tidak hanya, kemampuannya menurunkan kadar gula, kolesterol, dan menghambat pertumbuhan kanker, jamur bahkan bisa melawan gejala penuaan dini. Selain itu, jamur merupakan sumber natrium, kalsium, magnesium, seng,, zat besi cukup tinggi, dan rendah lemak

Berjemur sinar matahari
Berjemurlah di bawah sinar matahari pagi (pukul 6-9 pagi) selama beberapa menit dan menghirup udara pagi sebanyak-banyaknya, agar mendapatkan vitamin D untuk mempertahankan kesehatan kulit. Namun, hindari terik matahari di siang hari (pukul 10.00–15.00), sebab, hal itu malah dapat merusak kulit, mata dan rambut yang mengakibatkan penuaan dini.

Senam’ Otak
Proses penuaan menyebabkan seseorang menurun daya ingat visualnya, atau cepat lupa. Meski demikian, ada beberapa tindakan pencegahan yang dapat diterapkan, seperti melatih konsentarsi, orientasi dan imajinasi dengan melakukan permainan, contohnya mengisi TTS, atau bermain puzzle.
Read More..

Baterai Ponsel Nokia Diisi Tak Pakai Kabel

VIVAnews - Wireless power merupakan teknologi yang masih dalam tahap pengembangan. Walaupun dalam sejumlah pengujian di lab peneliti telah berhasil “menembakkan” listrik dalam jarak beberapa meter pada bola lampu, saat di mana laptop atau ponsel kita bisa diisi ulang tanpa perlu menyambungkannya ke catu daya, masih cukup jauh.


Meski begitu, Nokia telah mengambil langkah awal menuju arah tersebut. Produsen ponsel asal Finlandia itu telah membuat prototipe ponsel yang dapat mengisi ulang dirinya sendiri menggunakan metode yang unik. Ponsel mengumpulkan gelombang radio di udara dan mengubah energi tersebut menjadi sumber energi yang dapat dimanfaatkan. Setidaknya cukup untuk membuat baterai ponsel tidak kosong.

Pada umumnya sistem daya nirkabel didesain dengan transmitter dan receiver. Tetapi, sistem yang dibuat Nokia tidak mempermasalahkan dari mana ia mendapatkan gelombang nirkabel. Pasalnya, radio, TV, dan ponsel, semuanya memantulkan gelombang di udara dan sebagian besar di antaranya tidak digunakan, diserap oleh lingkungan, atau berserakan di lapisan atmosfir.

Nokia memanfaatkan gelombang dan menggunakan energi elektromagnetik yang dikumpulkan dari berbagai frekuensi tersebut untuk membuat arus listrik. Arus listrik inilah yang kemudian dipakai untuk mengisi ulang baterai ponsel.

Meski begitu, mengumpulkan energi elektromagnetik tetap tidak akan menghasilkan listrik yang cukup untuk memasok seluruh peralatan di rumah atau di kantor. Akan tetapi, untuk menjaga ponsel tetap aktif sudah cukup.

Saat ini Nokia mampu mengumpulkan seluruh energi 5 miliwatt dari udara, sementara targetnya adalah meningkatkannya menjadi 20 miliwatt dalam jangka pendek dan 50 miliwatt dalam jangka waktu yang lebih lama. Daya sebesar itu tidak akan cukup untuk menghidupkan ponsel saat melakukan panggilan, tetapi cukup untuk mengisi ulang baterai saat ponsel sedang tidak digunakan. Secara teoritis, metode ini akan memberikan pasokan daya yang tidak terbatas, tentunya jika penggunanya tidak sedang berada jauh di bawah tanah di mana gelombang radio tidak bisa menjangkau.

Nokia sendiri berharap dapat meluncurkan produk berteknologi tersebut ke pasar dalam waktu tiga sampai lima tahun ke depan.
Read More..

Islam Berkembang Pesat di Jepang



Dekan Fakultas Studi Islam Universitas Takushoku Tokyo, Tayeb El-Mokhtar Muto, menyatakan bahwa ruh toleransi dan cara berpikir logis yang dimiliki warga Jepang telah menjadikan mereka begitu dekat dengan karakter dan nilai Islam, hal ini juga dibuktikan dengan jumlah umat Islam di Jepang yang kian hari kian bertambah.

Menurut Muto, semua kebohongan dan isu negatif yang dialamatkan ke Islam, terutama pasca tragedi 11 September 2001, tidak berhasil mengambil hati publik. Yang terjadi justru, semua informasi negatif tersebut seakan menjadi perantara bagi Islam untuk menjadi pusat perhatian banyak orang. Karena stereotip tersebut, mereka menjadi tertarik untuk mengetahui yang sebenarnya tentang Islam.

"Jumlah orang yang masuk Islam semakin meningkat, baik di Jepang maupun di negara-negara lain, terutama setelah tuduhan yang ditujukan kepada Islam sebagai agama yang mempromosikan kekerasan, pembunuhan, pengerusakan, huru-hara dan segala macam bentuk terorisme lainya," ujar Muto.

Keberadaan Islam di Jepang bisa dibilang baru. Menurut ahli sejarah, Islam masuk ke Jepang pada akhir abad 19 dan awal abad 20. Islam dikenal pertama kali oleh salah satu ulama Al-Azhar dari Mesir, disamping juga beberapa Muslim Turki, pedagang Idia dan Arab yang tinggal di Jepang pad akhir abad 19. Setelah itu, umat Islam mendirikan Organisasi Kebudayaan Islam, yang kemudian berkembang menjadi Organisasi Muslim Jepang.

Kebebasan beragama yang telah dinikmati oleh masyarakat Jepang selama ini, punya andil yang cukup besar bagi diterimanya Islam di Jepang. Masyarakat Jepang dengan bebas dapat memeluk Islam sebagai agama. Lebih dari, kondisi masyarkat Jepang yang cukup toleran dan lebih mengutamakan akal dan logika lebih memudahkan mereka menerima kebenarna Islam yang ajarannya memang tidak bertentangan dengan akal sehat. Karena berpikir logis itu pula yang menjadikan masyarakat Jepang tidak terpengaruh dengan isu terorisme Islam yang sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu.

Sebagai modal dakwah Islam, Muto meminta kepada semua yayasan Islam internasional, seperti Al-Azhar, Dewan Tinggi Urusan Islam Kairo, Rabithah al-Alam al-Islami, untuk menyediakan buku-buku yang menerangkan hakikat Islam dengan metode yang mudah dan sederhana dalam berbagai bahasa dunia.taq/awsat(Republikaonline)



Read More..

Einstein dan Newton

(Yohanes Surya)
Itu kata-kata Einstein saat teori yang dihasilkannya ternyata berhasil menggulingkan teori Isaac Newton, seorang fisikawan legendaris, yang teorinya dipercaya oleh dunia sebelum munculnya teori Einstein yang mengobrak-abrik semuanya. Albert Einstein membuat heboh dengan Teori Relativitas Khusus (The Special Theory of Relativity) yang ditelorkannya pada tahun 1905. Sebentar lagi, teori yang pernah mengagetkan dunia ini akan merayakan ulang tahunnya yang ke-100! Perayaan seabadnya (Centenary) teori si jenius Albert Einstein ini bisa dilihat dari ramainya majalah-majalah ilmiah yang mulai membahas kembali teori yang sudah mengguncang dunia selama seratus tahun ini. Tahun 2005 bahkan dicanangkan sebagai The World Year of Physics untuk mengenang kebesaran Einstein. Apa sih istimewanya teori ini? Koq seluruh dunia begitu heboh merayakan kelahirannya ini? Yuk, kita ikut dalam gosip seru tentang apa yang menjadi dasar lahirnya teori ini...

Seorang ahli matematika dari Perancis, Jules Henri Poincaré, pernah mengajukan perumpamaan berikut. Di suatu malam, kita sedang asyik tidur dengan lelap di tempat tidur kita yang nyaman. Tiba-tiba seluruh jagad raya mengembang sehingga ukurannya menjadi seribu kali lebih besar dari ukuran semula. Seluruh jagad raya ini maksudnya semua benda di bumi dan di luar bumi, mulai dari benda-benda mati sampai semua jenis makhluk hidup, termasuk kita sendiri yang sedang lelap tertidur. Karena kita sedang asyik bermimpi, kita tidak menyadari kejadian ini. Sewaktu kita terbangun di pagi harinya, apa kita bisa merasakan bahwa semuanya sudah menjadi lebih besar? Apa kita bisa merasakan perbedaannya? Kalaupun kita diberi tahu bahwa ada kejadian menghebohkan tersebut saat kita tertidur, apakah ada yang bisa membuktikannya? Pasti kita tidak merasakan perbedaan apa pun walaupun seluruh jagad raya kini sudah berubah ukurannya. Ini karena semuanya ikut berubah sehingga tidak ada satu pun yang bisa dijadikan patokan untuk mengukur terjadinya perubahan tersebut. Karena itu, kita juga tidak mungkin bisa membuktikan bahwa seluruh jagad raya ini kini telah menjadi seribu kali lebih besar. Semua terlihat sama. Lain halnya jika hanya tubuh kita yang tiba-tiba menciut menjadi sangat kecil (ingat film fiksi Honey, I Shrunk the Kids!), sedangkan seluruh jagad raya tetap pada ukurannya semula. Tidak ada satu pun yang berubah ukuran kecuali tubuh kita sendiri. Wah, sudah pasti kita langsung panik karena kita bisa langsung merasakan perbedaan itu. Kita langsung tahu apa yang terjadi karena kita bisa melihat bahwa sekeliling kita tiba-tiba tampak seperti raksasa. Baju yang kita pakai tiba-tiba kedodoran, dan cincin yang biasa melingkar manis di jari kita tiba-tiba tampak seperti lingkaran raksasa yang berat dan menyeramkan karena hampir jatuh menimpa tubuh kerdil kita itu. Tetapi, apakah itu berarti bahwa tubuh kita yang mengecil, atau sekeliling kita yang tiba-tiba membesar? Hmm... bingung juga ya!

Bagaimana cara kita menentukan mana yang besar dan mana yang kecil? Apakah planet bumi yang kita tempati ini bisa disebut berukuran besar? Kalau dibandingkan dengan ukuran bola basket yang biasa kita mainkan di sekolah, tentu saja planet bumi ini tampak seperti bola raksasa yang sangat besar! Tetapi kalau kita bandingkan dengan matahari, planet bumi ini termasuk kecil! Jadi, yang mana yang benar? Besar atau kecil? Tidak ada yang benar, dan tidak ada yang salah! Itulah letak permasalahannya. Ukuran tidak bisa dinyatakan secara absolut. Untuk mengukur sesuatu kita perlu sesuatu yang lain sebagai perbandingannya. Ini berarti bahwa ukuran (orang fisika lebih senang menyebutnya sebagai: Length) selalu bersifat relatif, tidak ada yang mutlak berukuran besar ataupun kecil.

Sekarang kita coba lihat kasus lain. Masih ingat cerita si Kancil yang gesit dan lincah? Kancil bisa berlari sangat cepat. Tunggu dulu! Apa benar kancil itu cepat? Kalau dibandingkan dengan siput, sudah pasti si kancil terlihat sangat cepat. Kalau dibandingkan dengan juara olimpiade pun kancil masih terlihat sangat cepat. Tetapi kalau kita bandingkan dengan pesawat terbang, tentu saja si kancil jadi terlihat begitu lambat. Apa ini berarti pesawat terbang itulah yang cepat? Tidak juga! Kalau kita lihat roket yang meluncur ke luar angkasa, kita bisa langsung tahu bahwa roket itu jauh lebih cepat dari pesawat terbang biasa. Ini berarti, kecepatan pun merupakan sesuatu yang relatif. Kita juga bisa membuktikan ini saat kita sedang mengantar saudara kita yang akan pergi ke luar kota naik kereta api cepat. Sewaktu kereta mulai meluncur, kita melihat saudara kita itu melesat dengan cepat. Tetapi di dalam kereta itu sendiri, orang yang duduk di sebelah saudara kita itu melihat bahwa saudara kita itu duduk diam dan tenang di sebelahnya. Jadi, bagi kita yang sedang berada di luar kereta yang sedang meluncur itu, saudara kita memang terlihat bergerak dengan cepat. Tetapi bagi semuanya yang ada di dalam kereta, ia terlihat sedang diam. Jadi, waktu (Time) tidak mempunyai nilai absolut, sama seperti ruang (Space). Semuanya harus selalu dibandingkan dengan sesuatu yang bisa dijadikan patokan. Misteri inilah yang diutak-atik oleh otak jenius Einstein sehingga melahirkan teori relativitasnya yang terkenal itu. Semua hal yang tampak sebagai sesuatu yang absolut ternyata merupakan sesuatu yang relatif.

Ada dua postulat dalam teori relativitas khusus ini. Yang pertama menyatakan bahwa semua hukum fisika yang berlaku di bumi, berlaku juga di seluruh jagad raya. Yang kedua menyatakan bahwa kecepatan cahaya di ruang hampa selalu konstan (sekitar tiga ratus juta meter per detik, atau sering ditulis dalam bentuk kerennya: 3.108 meter per detik). Postulat yang kedua ini menunjukkan bahwa bagaimanapun cara kita mengukurnya, kecepatan cahaya tidak pernah berubah. Apa pun patokan yang kita gunakan untuk mengukur kecepatan cahaya, di mana pun posisi kita saat mengukur, dan berapa pun kecepatan kita (apakah kita sedang bergerak atau sedang duduk diam) saat mengukur, kecepatan cahaya selalu konstan. Ini menunjukkan bahwa kecepatan cahaya merupakan satu-satunya yang bersifat absolut. Postulat yang pertama pun menyatakan bahwa kondisi ini selalu berlaku di mana pun juga. Ini berarti, jika kita mengukur kecepatan cahaya di galaksi lain, kita tetap mendapatkan hasil yang sama, yaitu tiga ratus juta meter per detik!

Postulat-postulat Einstein ini ternyata memberi dampak besar bagi dunia. Ia pernah mencoba menjelaskan efek yang dihasilkan dari teorinya ini dalam perumpamaan berikut. Misalnya ada sebuah kereta yang sedang meluncur cepat. Si A sedang duduk dengan tenang dalam salah satu gerbong kereta itu. Si B sedang berdiri diam di luar kereta dan mengamati kereta yang meluncur di depannya itu. Sewaktu gerbong kereta yang dinaiki si A meluncur tepat di depannya, tiba-tiba ada kilat menyambar di dua tempat yang berbeda. Kilat pertama menyambar 100 meter di sebelah kanan B, sedangkan kilat yang satunya lagi menyambar 100 meter di sebelah kiri B. Saat kedua kilat menyambar, posisi A tepat di depan B. Karena si B sedang berdiri diam di luar kereta yang sedang meluncur, si B melihat kedua kilat itu menyambar pada saat yang bersamaan. Tetapi lain halnya dengan si A. Si A yang sedang berada di dalam kereta yang meluncur cepat (ke arah kanan si B) melihat kedua kilat menyambar satu per satu. Kilat yang pertama terlihat lebih dulu, beberapa saat kemudian baru kilat yang kedua terlihat oleh A. Padahal jarak A terhadap kilat pertama dan kedua sama dengan jarak B terhadap kedua kilat itu. Perbedaan ini disebabkan bedanya kerangka acuan A dan B (frame of reference). Si A sedang ‘meluncur’, sedangkan si B sedang berdiri ‘diam’. Karena si A sedang bergerak menuju kilat yang pertama, tentu saja kilat yang pertama itu terlihat lebih dulu. A bergerak menjauhi kilat yang kedua, sehingga kilat yang kedua tampak menyambar sesudah kilat yang pertama. Bagi si B yang sedang diam dan tidak mendekati maupun menjauhi kedua kilat itu, keduanya tampak menyambar pada waktu yang bersamaan. Yang mana yang benar? Keduanya benar! Tidak ada yang salah. Karena itulah ini dinamakan relativitas. Semua bergantung pada kerangka acuan yang digunakan. Dan apa pun kerangka acuannya, hukum-hukum fisika yang sama selalu berlaku (postulat 1). Sekarang jika si A dan si B sama-sama diminta untuk menghitung kecepatan cahaya, apa hasilnya akan berbeda? Tidak! Walaupun si A sedang bergerak dan si B sedang diam, keduanya akan mendapati bahwa kecepatan cahaya tetap tiga ratus juta meter per detik.

Ada konsekuensi dari teori relativitas ini. Yang paling terkenal adalah mulurnya waktu dan kontraksi panjang. Mulurnya waktu, atau bahasa kerennya Time Dilation, ini maksudnya bahwa jika suatu jam bergerak dengan kecepatan tertentu, waktunya akan memuai (mulur). Misalnya ada seorang astronot yang membawa jam tangannya saat menjalankan misi ke luar angkasa. Pesawat luar angkasa yang membawanya meluncur sangat cepat. Jika kita, yang berada di bumi, punya teropong yang sangat sensitif dan bisa melihat ke dalam pesawat yang sedang meluncur cepat itu, kita bisa menggunakan teropong itu untuk mengintip jam tangan si astronot. Sebelum si astronot berangkat kita sudah menyesuaikan jam tangan itu dengan jam tangan yang kita gunakan di bumi. Aneh, di jam tangan si astronot yang sedang meluncur di luar angkasa itu koq lebih lambat dibanding jam tangan kita di bumi? Padahal sebelum ia berangkat kedua jam sudah dicocokkan dan si astronot tidak mengubahnya sama sekali sejak keberangkatannya itu. Jarum detiknya tampak bergerak lebih lambat dibanding jarum detik di jam tangan kita. Inilah yang disebut dengan waktu yang mulur saat bergerak pada kecepatan tinggi. Semakin besar kecepatan gerak suatu benda atau partikel, waktu akan berjalan semakin lambat bagi benda atau partikel tersebut! Tentu saja hal ini tidak dirasakan oleh si astronot. Menurut si astronot, jam tangannya tidak berubah kecepatannya, yang berubah justru kecepatan jam tangan kita di bumi yang tampak bergerak lebih cepat. Hal ini disebabkan segala sesuatu di dalam pesawat astronot bergerak lambat termasuk proses metabolisma tubuh, getaran atom dan sebagainya.

Kontraksi panjang juga berkaitan dengan perbedaan kecepatan. Misalnya si astronot agak lelah, lalu mulai berbaring di tempat tidur yang sudah disediakan di pesawat luar angkasanya. Dengan teropong yang sama, kita bisa mengintip si astronot yang tidur berbaring itu. Aneh, sewaktu berbaring koq si astronot tampak lebih pendek? Sewaktu ia masih di bumi dan pesawatnya belum berangkat, ia tampak tinggi. Lebih aneh lagi, sewaktu ia sudah terbangun lagi dari tidurnya dan kembali berdiri, tiba-tiba ia kelihatan tinggi seperti biasa. Tetapi ia juga kelihatan lebih kurus saat berdiri! Ada apa ini? Apa ia menyusut sewaktu sedang tidur? Tentu tidak! Karena ia sedang berada dalam pesawat yang meluncur cepat, saat ia tidur kita melihat panjang tubuhnya menciut (terjadi kontraksi panjang). Saat ia berdiri, kita melihat lebar tubuhnya menciut (juga merupakan kontraksi panjang). Ia sendiri tidak merasakan perubahan apa-apa di dalam pesawat. Nah, inilah serunya teori relativitas!

Tunggu dulu! Ada yang lebih seru lagi dari ini. The Twin Paradox. Apa itu? Misalnya kita pergi ke ruang angkasa menggunakan pesawat yang meluncur sangat cepat menjauhi bumi, dan kemudian kembali lagi ke bumi sepuluh tahun setelah pesawat lepas landas. Bagi kita yang berada di pesawat itu, kita hanya pergi selama satu tahun saja (karena adanya time dilation)! Jika kita punya saudara kembar yang menunggu kita di bumi, kita bisa melihat sendiri bahwa saat kita mendarat, kembaran kita (yang lahirnya bersamaan dengan kita) sudah 9 tahun lebih tua dari kita! Ini adalah salah satu akibat dari dilatasi waktu. Aneh tapi nyata!

Teori relativitas khusus ini telah banyak digunakan oleh para fisikawan dalam menelorkan karya-karya hebatnya. Sudah banyak bukti-bukti yang menunjukkan kebenarannya. Inilah hebatnya Einstein! Ia menelorkan teori tersebut murni dari hasil pemikiran otaknya saja, tanpa ada bantuan dari siapapun. Ia tidak pernah berdiskusi dengan siapapun dan tidak pernah menjalankan percobaan apapun untuk mendukung teori ini. Tetapi ternyata teori ini justru terbukti benar saat beberapa fisikawan mencobanya dalam berbagai eksperimen. Teori Einstein yang menelorkan konsep kecepatan cahaya inipun membuat heboh dunia karena bertentangan dengan teori Newton. Menurut Newton, jika sebuah benda yang sedang bergerak akan terus bergerak pada kecepatan sama jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhinya. Jika kita memberikan gaya tambahan (secara terus-menerus) pada benda yang bergerak itu, maka gerakannya akan terus dipercepat. Ini berarti kecepatannya terus bertambah sampai pada kecepatan tak hingga, asalkan kita terus memberikan gaya yang dibutuhkan untuk mempercepat benda itu. Einstein langsung menyatakan: “Newton, forgive me…” karena menurut Einstein ini tidak mungkin terjadi! Semakin besar kecepatan yang diinginkan semakin besar pula gaya yang harus diberikan. Untuk mencapai kecepatan cahaya, kita harus memberikan energi dalam jumlah yang tak hingga (infinite). Hal ini tidak mungkin bisa dilakukan karena energi hanya ada dalam jumlah tertentu (finite) sebagai akibat dari Hukum Kekekalan Energi (energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan). Jumlah energi yang tersedia tidak pernah bertambah sehingga kecepatan cahaya tidak mungkin bisa dicapai.

Disamping Teori Relativitas Khusus, Einstein juga mengembangkan Teori Relativitas Umum (The General Theory of Relativity). Dalam teori ini Einstein memperhitungkan pengaruh gravitasi pada cahaya. Einstein menunjukkan bahwa lintasan cahaya akan mengalami pembelokan ketika berada dekat dengan benda-benda luar angkasa yang besar-besar itu. Tahu nggak, teori ini berhasil lolos ujian yang amat sulit, yaitu ketika menentukan gerakan presesi dari perihelion orbit planet Merkuri. Kemudian pada tahun 1919 ketika terjadi gerhana matahari total di teluk Guinea, Afrika sekelompok ilmuwan Inggris berusaha membuktikan adanya pembelokan cahaya bintang ketika berada dekat sekali dengan matahari seperti yang diramalkan oleh Teori Relativitas Umum Einstein. Para astronomer memfoto berbagai posisi suatu bintang tertentu ke arah matahari dan kemudian mengulangi 6 bulan kemudian. Ternyata ramalan Einstein benar! Saat itu Einstein menjadi sangat terkenal. (***)
Read More..

Asteroid: Bencana atau Tambang Emas?

Pada tanggal 1 Januari 1801, seorang ahli astronomi dari Italia, Giuseppe Piazzi, menemukan sebuah obyek tak dikenal di ruang angkasa. Semula ia mengira obyek itu adalah komet, tetapi setelah orbitnya diteliti lebih lanjut ternyata obyek tersebut justru sangat mirip dengan planet. Planet mini ini kemudian dinamai Ceres, mengikuti nama seorang dewi dari Sisilia, Italia. Keberadaan planet mini di antara orbit Mars dan Jupiter ini sudah dapat diprediksi sejak tahun 1772 ketika seorang ahli matematika, Johann Titus, yang bekerja sama dengan ahli astronomi, Johann Bode, berhasil merumuskan persamaan matematika yang menentukan jarak planet-planet terhadap matahari. Persamaan matematika ini memprediksi adanya sebuah planet yang mengorbit pada jarak 2,8 AU dari matahari. 1 AU (Astronomical Unit) atau 1 satuan astronomi merupakan jarak rata-rata planet Bumi terhadap matahari, yaitu sekitar 1,5.108 km.

Beberapa tahun berikutnya ditemukan pula planet-planet mini lainnya yang mirip dengan Ceres, di antaranya Pallas, Vesta, dan Juno. Semua planet mini tersebut mengorbit di antara orbit Mars dan Jupiter. Planet-planet ini tidak bisa disebut sebagai planet yang sebenarnya karena ukurannya terlalu kecil untuk dikategorikan sebagai planet. Planet-planet minor ini kemudian disebut sebagai Asteroid, yang menunjukkan kemiripannya dengan bintang. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa asteroid merupakan sisa-sisa planetismal, yaitu penyusun awal sistem tatasurya. Planetismal kemudian perlahan-lahan membentuk planet, tetapi hancur sebelum prosesnya selesai. Peristiwa penghancuran ini disebabkan oleh gaya tarik gravitasi Jupiter yang sangat besar (Jupiter adalah planet terbesar dalam sistem tatasurya kita). Planet yang hancur ini akhirnya menjadi batu-batuan kecil yang tersebar di seluruh tatasurya kita. Teori lain menyatakan bahwa planetismal tidak pernah benar-benar berhasil membentuk planet karena alasan yang masih belum diketahui. Saat ini sudah ditemukan lebih dari 20.000 asteroid yang tersebar antara orbit Bumi sampai di luar orbit Saturnus. Ternyata sebagian besar dari asteroid itu berkumpul dan mengorbit di antara Mars dan Jupiter, pada jarak sekitar 2,1-3,2 AU dari matahari dan membentuk semacam sabuk yang dikenal sebagai Asteroid Belt (Gambar 1). Total massa dari semua asteroid ini lebih kecil dari massa bulan karena jika semua asteroid disatukan, diameternya tidak mencapai 1.500 km atau masih lebih kecil dari setengah diameter bulan. Ceres merupakan asteroid terbesar dengan radius sekitar 457 km.

Kadang-kadang ada asteroid ‘nyasar’ yang mengorbit sangat dekat dengan bumi sehingga ada resiko terjadinya tabrakan. Peristiwa tertabraknya bumi oleh asteroid sangat sering menarik perhatian para pembuat film yang selalu menjadikannya cerita fiksi ilmiah yang sangat menarik ditonton, seperti film Armageddon dan Deep Impact. Masyarakat pun jadi mudah terpengaruh oleh cerita-cerita film tersebut sehingga kepanikan sering terjadi setiap kali ada berita mengenai asteroid yang mengorbit sangat dekat dengan bumi. Sebenarnya kemungkinan terjadinya tabrakan dengan asteroid ini sangat kecil karena asteroid ‘nyasar’ yang mengarah ke bumi biasanya langsung tertarik oleh gravitasi Jupiter sehingga hancur menjadi batu-batu kecil. Gravitasi Jupiter ini bagaikan penjaga kita dari bahaya kehancuran akibat peristiwa tabrakan dengan asteroid. Sesungguhnya asteroid merupakan sumber daya alam yang sangat kaya dan bisa dimanfaatkan. Kita seharusnya jangan menganggap asteroid sebagai sumber bencana dan kehancuran yang terus mengancam kita, tetapi justru melihat asteroid sebagai ‘tambang emas’.

Asteroid mengandung sejumlah mineral dan logam yang bernilai trilyunan dolar. Orbit asteroid yang tidak terlalu jauh dari bumi ini memperbesar kemungkinan dilakukannya penambangan mineral dan logam berharga itu. Kandungan mineral dan logam pada asteroid sangat bervariasi. Secara umum, asteroid dikelompokkan dalam tiga kategori: asteroid tipe C (Carbonaceous), tipe S (Silicaceous), dan tipe M (Metallic). Sekitar 75% asteroid yang sudah ditemukan merupakan asteroid tipe C yang diduga mengandung karbon. Asteroid tipe ini memiliki komposisi kimia yang sangat mirip dengan matahari, hanya saja asteroid ini tidak mengandung gas hidrogen, helium, dan gas-gas volatil lainnya. Orbit asteroid tipe C terletak di bagian luar sabuk utama.

Asteroid tipe S mendominasi bagian dalam sabuk. Ada sekitar 17% asteroid yang termasuk dalam kategori ini. Asteroid ini dua kali lebih terang dari asteroid tipe C. Kandungan mineralnya meliputi logam besi, nikel, besi silikat, dan magnesium silikat.

Sebagian besar asteroid yang tidak termasuk tipe C dan tipe S merupakan asteroid tipe M. Sisanya adalah asteroid-asteroid yang sangat unik dan jarang ditemukan (jumlahnya sangat sedikit). Asteroid tipe M banyak mengorbit pada bagian tengah sabuk. Asteroid tipe ini tersusun dari logam besi dan nikel.

Pengetahuan mengenai kandungan mineral dan logam pada asteroid ini didapatkan melalui spektroskopi teleskopik. Dengan metode ini, cahaya yang dipantulkan oleh asteroid dapat dianalisa spektrumnya sehingga bisa memberi informasi tentang komposisi asteroid. Pada beberapa asteroid, ditemukan pula jejak yang menunjukkan adanya kandungan air, oksigen, emas, dan bahkan platina! Sebuah asteroid yang berdiameter 1 km memiliki massa sekitar 2 milyar ton. Di dalam asteroid tersebut terkandung sekitar 30 juta ton nikel, 1,5 juta ton kobalt, dan 7.500 ton platina! Jika hanya platinanya saja yang bisa ditambang, nilainya sudah melebihi 150 milyar dolar Amerika! Asteroid dengan diameter 1 km semacam ini banyak tersebar di seluruh Asteroid Belt. Benar-benar tambang emas!

Untuk melaksanakan penambangan mineral dan logam yang terkandung dalam asteroid, kita membutuhkan bantuan teknologi yang paling canggih dan paling baik. Yang pertama harus dibangun adalah pesawat ruang angkasa yang bisa membawa para pekerja mendarat dengan selamat dan mulus di permukaan asteroid. Hal ini seharusnya bisa disiapkan dengan mudah karena manusia sudah pernah berhasil mendarat di bulan, padahal ada beberapa asteroid yang orbitnya lebih dekat ke bumi dibanding orbit bulan. Ini berarti kebutuhan bahan bakar untuk mengirimkan pesawat ke asteroid yang dekat dengan bumi itu jauh lebih kecil dari bahan bakar yang digunakan untuk mengirim pesawat ke bulan. Pesawat ruang angkasa yang ekonomis pun harus dibuat supaya bisa sering dikirimkan untuk membawa cadangan makanan dan minuman bagi para pekerja, serta mengangkut peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk proses penambangan. Sesudah proses penambangan selesai, hasil tambang dapat dikirim kembali ke bumi menggunakan pesawat yang sama. Air yang terkandung dalam asteroid dapat diuraikan menjadi gas hidrogen dan oksigen yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar roket pendorongnya. Peralatan pertambangannya bisa dikirim ke asteroid berikutnya yang akan ditambang (tidak perlu dikembalikan ke bumi supaya bisa menghemat waktu dan biaya).

Masa depan penambangan asteroid banyak didukung oleh cita-cita manusia untuk membangun koloni di planet lain. Planet Mars merupakan planet yang paling banyak diincar sebagai tempat tinggal kedua setelah bumi. Untuk membangun koloni di Mars, kita harus membangun berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan manusia di sana. Jika kita harus mengirimkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan dari bumi menuju Mars, biaya yang dikeluarkan sangat besar karena jarak antara bumi dengan Mars bisa mencapai 7,8.107 km. Ini sama sekali tidak efisien dan tidak ekonomis. Padahal asteroid yang banyak tersebar di tatasurya kita itu mengandung semua bahan yang dibutuhkan untuk membangun berbagai konstruksi di Mars. Biaya yang dikeluarkan untuk menambang asteroid memang mahal, tetapi biaya ini tetap jauh lebih murah dibanding biaya yang harus dikeluarkan jika semua bahan harus dikirimkan dari bumi ke Mars maupun ke bulan.



Read More..